Monday, April 11, 2022

Terlihat Indah

By. Miranda Utami


Kubuka jendela rumah usang namun nyaman ini. Ibuku pulang kerumah hari kemarin bersama ayahku yang mengantarkanku menuju tempat baru yang akan menjadi rumah baruku ini. Mereka berharap aku akan betah berada disini. Aku tau mereka mengira aku akan tinggal disini lama sekali. Aku berharap jua sama seperti mereka. Namun kusadari perkataan mereka kemarin menamparku dalam realita, “Dan kau harus menjadi yang sempurna”. Aku bingung begitu mendengarnya. Secepat itukah?

Aku menghela napas. Tak apa! Ini akan menjadi pengalaman baru dalam hidupku. Aku membutuhkan ini. Aku yakin hal-hal yang baik akan datang padaku. Tanpa kusadari alarm telah berdentang dan tiba saatnya aku pergi menghadapi hari ini. Dengan perasaan biasa saja aku melangkahkan kakiku. Tidak terpaksa, tidak jua takut. Aku sangat yakin aku bisa menjadi yang sempurna.

Pun ketika aku menghadapi hari. Aku takjub berada disini. Aku menobatkan diriku sebagai pengembara dan disinilah kiranya begitu banyak aku menemukan hal baru. Sebaik mungkin kujadikan diriku sempurna. Tapi aku tau kesempurnaan itu sulit. Oh tidak, tiada yang sempurna. Sebenarnya mereka hanya pintar menyembunyikan lemah dan kuyakin aku bisa menjadi seperti mereka. Ah, senang rasanya.

Saat malam tiba, aku sendirian namun aku senang. Aku mulai merindukan ibuku lalu ku telpon ibuku dan selalu ibuku menjawab. Aku yakin ibu disana berharap cemas sambil memegang ponselnya menunggu kabarku. Senang rasanya mendengar omelannya lalu kuceritakan apa yang aku alami hari ini seperti biasa.

Larut mulai mencekam ditempat baru. Semua terlihat biasa, terasa biasa dan memang hariku biasa saja. Namun aku cukup senang. Semua masih terlihat indah awalnya.